Rabu, 12 Juli 2017

Sispala Sejabodetabek Bukber di SMK 1 Budi Utomo


Pada hari Sabtu, (03/06/2017) lebih dari 100 orang pelajar dari 23 organisasi siswa pecinta alam (SISPALA) menghadiri Buka Puasa Bersama Sispala se-Jabodetabek yang bertempat di SMKN 1 Jakarta, Jalan Budi Utomo No. 7 Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut dimulai pukul 15.30 WIB. Buka puasa bersama pada tahun 2017 ini merupakan kegiatan perdana yang mencakup sispala wilayah Jabodetabek.
Diawali dengan perkenalan setiap perwakilan sispala sekolah masing -masing, dan diteruskan pembacaan Al-Quran bersama yang dipimpin oleh Yadi serta dilanjutkan kultum. Setelah memasuki waktu Maghrib, perwakilan dari Sispala mengumandangkan adzan dan sholat Maghrib berjamaah. Kegiatan ini diakhiri dengan games dan juga foto bersama.
“Kegiatan bukber ini diadakan untuk lebih mempererat tali silaturahmi antar sispala sih, dan kita tunjukan kalau organisasi siswa pecinta alam itu masih ada, ” ujar Nadiya selaku Ketua Pelaksana dari CAMP 57 SMAN 57 Jakarta.
Organisasi siswa pecinta alam yang hadir dalam kegiatan tersebut yaitu KOMPASTEC (SMKN 34 Jakarta), PALASI ( SMAN 1 Jakarta), TEPEPA (SMKN 26 Jakarta), GRAPALA (SMAN 31 Jakarta), GAPPALA (SMAN 17 Jakarta), CAMP 57 (SMAN 57 Jakarta), KPA CADAS (SMKN 56 Jakarta), TEKSAPALA (SMK 1 jakarta), SPALIX (SMAN 59 Jakarta), MATUPALA ( SMK 1 MAKARYA ), EDELWEIS (SMAN 98 Jakarta), MUSAPELA (SMA MUHAMMADIYAH 1 Jakarra) , ANTIKSAPALA (SMKN 5 Jakarta), TIGMAPALA (SMAN 35 Jakarta), SAPALA (SMKN 22 Jakarta), RANGER (SMKN 55 Jakarta), PEPALA (SMA 15 Jakarta) , SAPTA PALA (SMAN 7 Jakarta), STALAKTO (SMAN 23 Jakarta), EXISPAL (SMAN 24 Jakarta), HISPALA (SMAN 3 Kabupaten Tangerang), OSPALA (SMAN 8 Bekasi), dan GENSPAL (SMAN 86 Jakarta).
Ketua pelaksana Nadiya mengatakan, Sispala perwakilan dari Bogor dan Depok tidak bisa hadir, karena ada suatu halangan.
“Seharusnya selipkan waktu agenda diskusi walaupun sebentar. Soalnya pada momentum seperti ini seharusnya bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, jadi bisa sharing-sharing dengan sispala lain.Tapi secara keseluruhan untuk acara ini berjalan dengan lancar. Harapan saya untuk kegiatan bukber di tahun berikutnya semoga lebih banyak yang ikut, dan hubungan relasi antar sispala lebih kuat lagi, lebih erat lagi. Jaya Sispala !” Tutup Abas dari TIGMAPALA SMAN 35 Jakarta.

(Sumar Adi Wijaya)

Wisata Sehat di Banyu Panas Gempol, Cirebon


Objek Wisata Banyu Panas Gempol terletak di dalam area pertambangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Jalan Raya Cirebon – Bandung KM.20 Palimanan – Gempol, Kab.Cirebon.
Area wisata berukuran sekitar 5 Ha ini terdiri dari 1 kolam dewasa, 1 kolam untuk anak – anak, area playground, photo boot 3D dan sungai rendam.
Biasanya pengunjung objek wisaya Banyu Panas mulai dari piknik keluarga hingga gathering dan banyak pula yang melakukan terapi air panas disini.
Apalagi di musim liburan, objek wisata murah meriah yang tidak merogoh kantong cukup dalam ini banyak diserbu oleh wisatawan lokal sampai wisatawan luar kota seperti dari Bandung, Jakarta,
Subang, Majalengka dan lain-lain. Pengunjung hanya dikenakan tarif sebesar Rp 8000/orang, Rp 4000/mobil, dan Rp 2000/motor.
“Wisata yang cukup murah meriah yang tidak jauh dari kampung saya, serta air panas nya juga bisa untuk terapi dan pastinya wisata Banyu Panas Gempol ini sangat bermanfaat sekali untuk orang yang mempunyai penyakit kulit,” ujar Nasilah, warga Desa Slendra, Cirebon.
Tak heran jika pengunjung membawa ember, gayung, botol aqua dari rumah karena di tempat ini kebanyakan dari mereka datang untuk melakukan terapi.
Suhu air panas di tempat ini mencapai 70° C. Para petugas selalu mengingatkan kepada pengunjung bahwa setiap berendam 10 menit, agar untuk beristirahat sejenak.
(Sumar Adi Wijaya)

PASMA SMA 54 Menuju Atap Afrika


Perhimpunan Pecinta Alam SMAN 54 jakarta ( PASMA 54 ) saat ini melakukan ekspedisi pendakian ke Gunung Kilimanjaro. Gunung Kilimanjaro merupakan pegunungan tertinggi di benua Afrika yang mempunyai ketinggian sekitar 5.895 mdpl.
Kedua atlet yaitu Muhammad Bagus Ramdhan dan Christian Vierry yang masih duduk di bangku sekolah ini meninggalkan tanah air pada tanggal 29 Juni 2017.  Saat ini atlet sudah berhasil menapaki Baranco Wall 3901 mdpl. Kemudian pendakian akan dilanjutkan menuju Barafuru Camp di ketinggian 4600 mdpl.
Dan setelah itu, Tim PASMA 54 akan mendaki kembali menuju Puncak Tertinggi Kilimanjaro, yaitu Uhuru Peak 5895 mdpl. Perjalanan menuju puncak akan memakan waktu sekitar 8-10 jam.
Ekspedisi ini bertujuan sabagai hadiah HUT PASMA 54 pada tanggal 1 April 2017 lalu. Selain itu, ekspedisi ini membawa misi untuk membuktikan bahwa Siswa Pecinta Alam Indonesia bukanlah hal yang buruk.
“Anak sekolah dan para alumni ingin sekali Siswa Pecinta Alam di SMA tidak dianggap ekstrakurikuler yang berbahaya, sehingga pecinta alam SMA bisa berkegiatan seperti dulu lagi, terutama Siswa Pecinta Alam di Jakarta," ujar Agung Sanjaya Sukmawan selaku anggota PASMA 54.
Butuh waktu sekitar  6 bulan mereka melakukan latihan fisik sebelum menapakan kaki ke atap tertinggi di benua Afrika.
Diperkirakan kedua Atlet tersebut tiba di Tanah Air pada tanggal 09 Juli 2017.
“Mohon doanya agar Bagus dan Christian selalu sehat, tetap semangat dan selalu dilindungi oleh Tuhan YME. Tetap semangat PASMA 54,” tutup Agung.
(Sumar Adi Wijaya)

Gabungan Mapala Tanam Pohon dan Rintis Perpustakaan di Gunung Ceremai


Mahasiswa Pecinta Alam ( MAPALA ) se – CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) melakukan kegiatan yang bertemakan “Sehatkanlah Alam Dengan Tangan Kita” di kawasan kaki gunung Ceremai, Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni – 2 Juli 2017.
Selain untuk mempererat tali persaudaraan, mereka juga melakukan hal-hal yang sangat positif terkait pelestarian alam dan pengetahuan.
Penanaman bibit pohon ini dilakukan di wilayah perkemahan di kawasan Gunung Ceremai karena di wilayah tersebut sudah banyak pohon tumbang. Bibit yang ditanam yaitu pohon mahoni.
Selain melakukan penanaman pohon,
Mereka juga membuat perpustakaan hutan di daerah Tenjo Laut yang tak jauh dari lokasi penanaman. Tenjo laut ini adalah  tempat wisata yg banyak di kunjungi oleh masyarakat, agar para pengunjung bisa menambah ilmunya dengan membaca buku di teduhnya pepohonan. Karena pada dasarnya setiap tempat adalah sekolah.
“Untuk sementara ini buku kami taruh di kantin Tenjo Laut, dan ke depannya pengelola akan membuat rumah atau semacam bangunan untuk perpustakaan hutan tersebut,” ujar Yudha.
“Harapan dari kami yaitu agar pohon yang di tanam tumbuh besar dan bisa membuat nyaman wisatawan karena posisi bibit yang ditanam itu wilayah yang kosong dengan pohon. Dan untuk perpustakaan hutan sendiri supaya para pengunjung bisa berkumpul dengan keluarga di alam dan anak-anak bisa menambah ilmu dengan membaca buku yang di sediakan,” imbuh Yudha.
Organisasi yang tergabung dalam kegiatan tersebut ialah Krakapala (AKAMIGAS Balongan), Wira Buana (Universitas Wiralodra), Kompa (Universitas Polindra), Dharmapal (Kampus Putih Indramayu), Malala BBC (IAI Bunga bangsa Cirebon), Mapafsi (Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon), Mapala Muci (Universitas Muhammadiyah Cirebon, Mapala Gunati (Universitas Uswagati, Karmapala ( STEI Al Ishlah, Mata Alam (STIKOM Cirebon), Mahapeka (IAIN Syekh Nurjati, Mahakupala (Universitas Kuningan), Himapa (Universitas Kuningan), Mapala Timbal (Universitas Kuningan), Akampa.
(Sumar Adi Wijaya)

Kekayanaan Alam Indonesia Di lirik Oleh Investor Asing.

Kekayaan alam dan Wisata yang berada di Indonesia kian dilirik oleh para Investor Luar Negeri.
Ya, seperti lahan basah. Semua aspek alam Indonesia dijadikan lahan bisnis bagi mereka. Merusak lingkungan demi keuntungan.
Reklamasi di bali, reklamasi di teluk jakarta, pembangunan kereta gantung (sky line) di gunung, dll.
Pemerintah diberikan janji-janji yang normatif oleh para pemilik modal.
Pepohonan akan ditebang, digantikan dengan beton-beton yang menjulang tinggi, lautan akan ditimbun dengan pasir, terjadi kerusakan alam. Tentunya flora & fauna keberadaannya akan terancam.
Cukup di Jakarta saja yg menjadi hutan beton, dikawasan lain jangan !!!
Jika sudah seperti ini, maka tidak ada lagi kata REBOISASI, namun menjadi BETONISASI.

Wacana Pembangunan Kerete Gantung ( Sky Line ) di Gunung Rinjani.

foto ini merupakan simulasi di gunung rinjaniption


Dulu, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sempat ada wacana untuk dibangun kereta gantung ( sky line ) dari cibodas sampai ke Lembah Surya Kencana dan dilanjutkan ke kawasan bodogol.
Sekarang nasib menimpa di Taman Nasional Gunung Rinjani yang akan dimodernisasi dengan kereta gantung, lalu siapa yang untung ?.
Para pemilik modal seenak jidat mengelola kawasan untuk dijadikan sebuah penghasilan.
Jika hal ini terjadi, maka bukan menjadi Taman Nasional lagi, melainkan menjadi Taman Wisata.
Ya, Taman Wisata bagi para pemilik modal untuk menikmati penghasilan.